Sampah
plastik menjadi masalah di seluruh dunia. Pasalnya, sampah ini sulit terurai di
alam. Namun kini, para peneliti dari University of Warwick, Inggris menciptakan
plastik biodegradable yang
bisa dibuang bersama sisa makanan.
Plastik ini akan lebih mudah terurai di alam karena menggunakan
bahan dasar alami. Bahan penyusunnya adalah lem pohon, biasa disebut
lignin. Lignin menyimpan serat selulosa bersama-sama yang membuat batang
tanaman menjadi tegak dan kuat.
Para peneliti kemudian membuat senyawa ini menjadi plastik yang
kuat dan mudah dibentuk. Sebagai informasi, lignin merupakan produk sampingan
dari pembuatan kertas. Meski membuat batang kayu menjadi tegak dan kuat,
senyawa ini bisa membuat bubur kayu menjadi lemah dan berubah warna.
Karenanya,
senyawa ini dipisahkan pada pembuatan kertas. Melihat limbah pembuatan
kertas ini, Profesor Tim Bugg mengembangkan cara untuk memanfaatkannya. Tim dan
koleganya menggunakan bakteri yang dimodifikasi secara genetik untuk mengubah
lignin menjadi bahan kimia berguna.
Bakteri tersebut adalah Rhodococcus jostii yang
hidup di tanah dan memakan lem. Bakteri ini diubah secara genetis untuk
mengubah lignin menjadi hasil tinggi dari plastik biodegradable
"Saya
telah bekerja dengan lignin selama 40 tahun dan ketika saya memulai proyek ini,
orang-orang berkata Anda membuang waktu. Tapi sekarang, mereka berpikir ini
mungkin," ujar Profesor Tim dalam sebuah acara di Central London dikutip
dari The Telegraph.
"Masih sulit, tapi itu mungkin," tegasnya.
Tim menjelaskan bahwa hanya ada sedikit organisme yang bisa
memecah lignin. Untuk itu, dia dan tim menggunakan materi genetik dari dua
strain bakteri untuk mempercepat prosesnya.
"Biasanya, bakteri menggunakannya untuk pertumbuhan dan
memecahnya menjadi molekul kecil yang digunakan sebagai makanan untuk tumbuh.
Jadi, kami mempercepat proses itu sehingga meski bakteri masih bisa
berkembang, tapi bisa melakukan sesuatu untuk kami pada saat yang
sama," sambungnya.
Proses percepatan ini
dikarenakan lignin merupakan senyawa yang kompleks.
"Karena lignin itu kompleks. Untuk menguraikannya, Anda akan
mendapat campuran yang rumit. Kabar baiknya, bakteri ini mereka bisa melakukan
semuanya. Kami berharap lima tahun lagi semua akan selesai," tambahnya.
Untuk diketahui, plastik sangat sulit didaur ulang. Hanya 12
persen sampah rumah tangga bisa melalui proses ini. Sisanya dibakar atau
dibuang ke tempat pembuangan sampah. Setiap tahun, lebih dari 300
juta plastik diproduksi secara global, di mana 10 persen di antaranya
berakhir di lautan. Diperkirakan, rasio plastik dan plankton adalah 1:2. Jika
terus dibiarkan, jumlah plastik di lautan akan lebih banyak dibandingkan jumlah
ikan pada 2050 mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar, tolong sopan ya :')