Mengapa Baterai LITHIUM-ION Terbakar?
Baterai Lithium-ion telah masuk dalam
berita baru-baru ini dengan laporan dari beberapa ponsel Samsung yang tiba-tiba
terbakar. Di sini, kita
memeriksa bagaimana baterai bekerja dan apa yang dapat membuat mereka menyala.
Cara kerja baterai sering menggunakan lithium cobalt oksida (elektron positif dan grafit sebagai elektroda negatif sewaktu baterainya diisi). Lithium ion dan elektron bergerak dari positif ke elektron negatif. Ketika mereka melepaskan ion dan elektron bergerak dari negatif ke elektron positif, kekuatan ponsel dan perangkat lainnya dapat dilihat dari ion yang bergerak melalui elektrolit biasanya dari garam lithium larut dalam cairan organik.
Sebuah pemisah berpori menjaga
elektroda baterai terpisah. Mengisi baterai untuk jangka waktu yang lama dapat menimbulkan hantaman mekanis yang dapat merusak pemisah baterai sehingga menyebabkan baterai keluar dengan
cepat dan menghasilkan
garis lintang panas. Ketika kelebihan muatan, lithium cobalt oksida melepaskan
oksigen. Hal ini dapat bereaksi dengan elektrolit yang mudah terbakar dan juga aksisida
kobalt yang tersisa setelah oksigen dilepaskan. Cobalt Oksida juga dapat meningkatkan
daya tahan baterai. Meningkatkan risiko kepanasan, selama pengisian beberapa
molekul organik di elektrolit dapat terurai membentuk karbon dioksida karena
baterai disegel. Hal ini menyebabkan tekanan untuk meningkatkan risiko
kepanasan. Jika suhu cukup tinggi semburan baterai dapat mengekspos elektrolit
sehingga mudah terbakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar, tolong sopan ya :')